DaerahPosoSosial Budaya

Sulawesi Tengah Resmi Dicanangkan Sebagai Negeri Seribu Megalit

×

Sulawesi Tengah Resmi Dicanangkan Sebagai Negeri Seribu Megalit

Sebarkan artikel ini
Gubernur Rusdy Mastura secraa resmi mencanangkan Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit. ASET: Humas Pemprov Sulteng.

GUBERNUR Sulawesi Tengah (Sulteng) resmi mencanangkan Sulawesi Tengah sebagai Negeri Seribu Megalit. Kegiatan itu dilaksanakan di Kawasan Situs Palindo, Sepe, Desa Kolori, Kecamatan Lore Barat, Lembah Bada, Kabupaten Poso, Selasa, 10 Oktober 2023.

Potensi tinggalan arkeologis di kawasan cagar budaya Lore-Lindu secara kuantitas berhasil diidentifikasi sebanyak 2007 buah yang terdiri dari 26 jenis artefak yang tersebar pada 118 situs di empat kawasan yang berbeda.  Di Kawasan lembah bada terdapat 35 situs, lembah besoa 32 situs, lembah napu 29 situs,  lembah palu dan danau lindu 22 situs.

Tinggalan arkeologis terbanyak ditemukan di Lembah Besoa sebanyak 825 buah. Kemudian, Lembah Napu sebanyak 752 buah, Lembah Palu dan Lindu sebanyak 244 buah serta di Lembah Bada sebanyak 186 buah.

Hadir dalam pencanangan, Perwakilan Kementerian Pariwisata, Wakil Ketua DPRD Sulawesi Tengah, Forkompinda Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso, Bupati Poso selaku tuan rumah, Bupati Sigi, Bupati Tojo Una-Una, Pimpinan OPD lingkup Sulawesi Tengah dan Kabupaten Poso, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat Lembah Tampo Lore serta disaksikan masyarakat sekitarnya.

Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura dalam sambutannya mengatakan, sangat bergembira karena apa yang menjadi harapannya dapat terwujud hari ini sebagai momentum besar mendeklarasikan keberadaan megalit yang ada di Sulawesi Tengah ke panggung dunia.

“Sejak saya menjabat Wali Kota Palu, hal ini sudah terpikirkan, namun belum dapat terlaksana karena keterbatasan kewenangan. Kini, selaku Gubernur momentum ini saya gunakan untuk mengantar megalit ini ke panggung dunia, agar dapat ditetapkan sebagai Cagar Budaya Warisan Dunia oleh UNESCO,” ujar Rusdy Mastura.

Lanjut Cudi sapaan akrabnya, mengatakan pasca pencanangan ini, agar segera direncanakan pembangunan jalan yang menghubungkan tiga lembah di Kawasan Tampo Lore. Agar hubungan kekerabatan antar masyarakat di tiga kawasan lembah ini dapat terhubung.

Demikian juga dengan sektor kepariwisataan agar segera melaksanakan program pembinaan kepada masyarakat untuk home stay. Karena di Bada ini belum ada hotel atau penginapan yang representatif untuk mendukung kunjungan wisata.

“Saya perintahkan kepada OPD yang menangani infrastruktur dan kepariwisataan agar segera memprogramkan pembangunan ruas jalan yang menghubungkan Lembah Bada dan Lembah Behoa serta jalan dari Lembah Bada ke Lembah Kulawi. Demikian juga dengan Pariwisata agar melaksanakan pelatihan dan pembinaan Home Stay kepada masyarakat agar memberikan efek ekonomi kepada mereka,” ujar Rusdy Mastura.

Sementara itu, Bupati Poso, Verna GM Inkiriwang mengatakan pencanangan Sulawesi Tengah Negeri Seribu Megalit bukanlah sekedar acara seremonial belaka, namun lebih dimaknai sebuah penghargaan atas tinggalan arkeologi yang sarat makna untuk dijaga, dirawat dan dilestarikan, untuk menjadi bukti produk kebudayaan di negeri ini.

“Kami yang ada di Kabupaten Poso merasa sangat bangga. Berarti warisan budaya yang ada di Kabuapten Poso mulai terangkat,” ujar Bupati Verna.

Ia mengajak seluruh masyarakat di tiga lembah Tampo Lore untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan seluruh tinggalan arkeologi megalit ini, agar segera ditetapkan menjadi warisan dunia oleh UNESCO.

Verna juga berharap, keberadaan megalit ini dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *