KesehatanNasionalParigi MoutongPendidikan

Menkes Ajak Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Sehatkan Masyarakat

×

Menkes Ajak Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Sehatkan Masyarakat

Sebarkan artikel ini
Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin. ASET : Istimewa

MENTERI Kesehatan Budi G. Sadikin mengajak para ibu yang tergabung dalam Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) untuk menyehatkan masyarakat. Dengan memanfaatkan bonus demografi yang akan terjadi di tahun 2030-2035 sehingga menjadi peluang bagi bangsa indonesia naik tingkat menjadi high income country.

Upaya ini dipertegas dengan diterbitkannya nota kesepahaman antara Menteri Kesehatan dengan Ketua Umum TP PKK tentang Penguatan Upaya Kesehatan melalui Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga dan Sinergitas Pos Pelayanan Terpadu. Nota Kesepahaman ditandatangani kedua belah pihak dalam Rapat Koordinasi Nasional Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) pada Senin 11 September 2023 di Jakarta.

Ruang lingkup nota kesepahaman memuat sepuluh poin kesepakatan, mulai dari penguatan upaya kesehatan masyarakat, penguatan kapasitas sumber daya manusia dalam mendukung program kesehatan, penguatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, penguatan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit, penataan, pemberdayaan dan pendayagunaan posyandu, pembinaan karakter keluarga, pendidikan dan peningkatan ekonomi keluarga, penguatan ketahanan keluarga, kesehatan keluarga dan lingkungan, serta pertukaran data dan informasi.

Baca Juga:  Deklarasi Pilkada Damai 2024: Komitmen Bersama

“Mimpi saya tidak hanya sampai 300 ribu posyandu yang kita revitalisasi, tetapi saya mau turunkan ke 50 juta keluarga di Indonesia, tidak hanya kadernya tapi juga ibu di seluruh Indonesia (untuk menjaga kesehatan)” ungkap Menkes Budi.

Menkes Budi dalam sambutannya mengatakan sangat penting untuk menjaga kesehatan demi kemajuan bangsa yang dimulai dari lingkungan terkecil keluarga, dengan cara fokus menjaga diri tetap sehat, bukan mengobati yang sakit karena ini sangat penting untuk menciptakan manusia produktif.

“Kita lihat data-datanya di dunia negara-negara yang belanja kesehatannya perkapita rendah tapi rata-rata usia hidupnya tinggi seperti Jepang, dan Singapura programnya menjaga rakyatnya tetap sehat, bukan mengobati” ujar Menkes Budi.

Baca Juga:  Abdul Sahid, Bakal Cawabup Parigi Moutong Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir

Ibu, lanjut Menkes Budi memegang peranan utama dan garda terdepan dalam memastikan upaya ini bisa berjalan, mulai dari pencegahan stunting hingga skrining kesehatan.

Menkes juga mengajak para ibu PKK yang hadir untuk menjaga keluarga serta masyarakat menjaga kesehatan agar dapat mewarisi negara dan menjadikan Indonesia maju.

“Kita butuh ibu-ibu yang ada disini untuk bisa menyehatkan keluarganya menyehatkan masyarakatnya agar kita bisa memastikan nanti di tahun 2030 kita bisa mewarisi anak-anak kita cucu cucu kita yang nanti akan melanjutkan hidup mereka akan bangga Indonesia menjadi negara maju,”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *