Palu

Mengandung Zat Berbahaya, Vape Berdampak Negatif Bagi Kesehatan

×

Mengandung Zat Berbahaya, Vape Berdampak Negatif Bagi Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi rokok elektrik. ASET : Istimewa.

BAHAYA merokok elektrik atau vaping dianggap lebih ringan daripada rokok tembakau. Hal ini yang menjadi alasan sebagian perokok beralih ke rokok elektrik. Padahal, rokok yang kerap disebut vape ini juga mengandung bahan kimia berbahaya yang perlu diwaspadai.

Berbeda dengan rokok tembakau, rokok vape memang tidak mengandung zat berbahaya, seperti tar dan karbonmonoksida. Kendati demikian, bukan berarti rokok vape lebih aman daripada rokok tembakau.

Para ahli kesehatan makin tidak menganjurkan penggunaan vape atau rokok elektronik. Meski banyak dimanfaatkan sebagai alat untuk berhenti merokok, tetapi makin ke sini makin banyak bukti tentang dampak negatif yang ditimbulkannya bagi kesehatan.

Pada Juli 2023, pedoman medis baru dari American College of Cardiology sangat tidak menganjurkan penggunaan rokok elektrik, terutama pada orang-orang yang memiliki penyakit jantung kronis.

Bahkan, pada orang muda sekalipun, rokok elektronik telah terbukti meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan memengaruhi kemampuan pembuluh darah untuk rileks.

Laporan perusahaan data pasar dan konsumen, Statista, bertajuk Statista Consumer Insights menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara pengguna vape terbanyak di dunia. Tercatat, 25 persen responden asal Indonesia mengatakan menggunakan rokok elektronik tersebut setidaknya sesekali. Sebanyak 1 dari 4 orang yang disurvei mengatakan pernah menggunakan vape setidaknya sesekali.

Survei itu dilakukan secara online pada periode Januari–Maret 2023 terhadap sekitar 1.000–9.500 responden berusia 18–64 tahun dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Adanya pilihan rasa, aroma yang lebih mudah diatur dan kampanye yang ditargetkan terhadap populasi yang rentan termasuk kaum muda mungkin menjadi alasan tingginya pengguna vape.


Vape mengandung zat kimia berbahaya yang hampir sama dengan dari rokok tembakau, seperti nikotin, asetaldehida, akrolein, propanal, formaldehida, logam berat, dan diasetil. Dengan kandungan zat kimia berbahaya yang hampir sama, bahaya vaping sama dengan bahaya merokok dengan rokok tembakau.


Berikut sejumlah dampak negatif dari rokok elektrik :

1. Menyebabkan ketagihan

Sama seperti rokok tembakau, vape juga mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan. Nikotin yang terkandung di vape dapat merangsang otak melepaskan hormon dopamin dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan efek ketergantungan.

Jadi, opsi rokok vape sebagai alternatif untuk berhenti merokok justru tidak benar. Bahaya vaping juga sama seperti rokok tembakau yang dapat membuat Anda makin ketergantungan.

2. Merusak paru-paru

Meski tidak memakai tembakau, bukan berarti bahaya vaping lebih ringan daripada rokok tembakau. Pasalnya, rokok elektrik tetap mengandung nikotin yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru dan mengurangi kemampuan jaringan pelindung di paru-paru untuk melindungi organ tersebut.

iasetil yang terkandung di vape juga dapat menyebabkan munculnya penyakit bronkiolitis obliterans, atau yang lebih dikenal sebagai paru-paru popcorn (popcorn lung).

Vitamin E yang ada pada beberapa jenis rokok elektrik juga diduga kuat dapat menyebabkan iritasi paru-paru ketika dihirup.  

3. Memengaruhi jantung

Bahaya vaping tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan paru-paru, nikotin yang terdapat di vape juga bisa menggangu organ lainnya, seperti jantung.

Nikotin yang terserap melalui aliran darah akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal). Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat.

4. Menyebabkan gangguan pada janin

Pada ibu hamil, penggunaan vape secara aktif atau pasif dapat membahayakan janin. Pasalnya, paparan nikotin dan zat berbahaya lain yang dihasilkan oleh vape dapat menggangu perkembangan janin.

Sementara pada anak-anak, paparan nikotin dari vape dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan tidur dan perkembangan otak serta memengaruhi daya ingatnya.

5. Meningkatkan risiko terkena kanker

Sama seperti rokok tembakau, bahaya vaping juga bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker. Beberapa merek rokok vape juga ditemukan mengandung formaldehida yang dapat memicu terjadinya kanker.

Bahaya vaping lainnya adalah jika cairan nikotin yang digunakan untuk mengisi rokok elektrik terkena kulit atau tak sengaja terminum oleh anak-anak. Hal ini dapat mengakibatkan keracunan bahkan kematian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *