DaerahParigi MoutongWisata

Mari Mengenal Kota Parigi Moutong

×

Mari Mengenal Kota Parigi Moutong

Sebarkan artikel ini
Tugu Khatulistiwa. ASET : Istimewa

PARIGI Moutong memiliki ikon berupa sebuah tugu yang bernama Tugu Khatulistiwa. Tugu ini terletak di puncak bukit di tepi jalan poros Trans Sulawesi sebelah utara, yang merupakan akses utama transportasi menuju Gorontalo dan Sulawesi Utara. Nama khatulistiwa diambil dari nama sebuah desa di kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Diberi nama demikian karena desa tersebut dilewati oleh garis khatulistiwa.

Ada hal menarik jika kamu berkunjung ke Tugu Khatulistiwa, yaitu kamu dapat menyaksikan fenomena equinox pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Equinox adalah fenomena alam ketika matahari melintasi garis khatulistiwa. Equinox terjadi hanya dua kali dalam satu tahun, di tanggal yang telah disebutkan sebelumnya.

Obyek Wisata Alam

Kota Parigi Moutong sebagai sebuah kota yang letaknya strategis, memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, antara lain pantai dan bukit yang menawarkan pemandangan indah nan menawan. Berikut ulasan singkatnya!

  • Pantai Kucing

Ditawarkan keindahan alam berupa hamparan pasir putih, vegetasi laut, dan terumbu karang yang terpelihara dengan baik. Kamu bisa menikmati keindahan laut dari anjungan yang juga bisa menjadi spot foto. Terdapat resot yang memiliki dive center dan merupakan satu-satunya di Parigi Moutong. Terletak di Desa Tandaigi, Kabupaten Parigi Moutong.

  • Puncak Santigi

Jika kamu menyukai kegiatan hiking maka Puncak Santigi adalah destinasi yang tepat untuk menyalurkan energimu. Karena untuk mencapai Puncak Santigi, kamu perlu melakukan perjalanan yang cukup melelahkan karena harus melalui tanjakan yang cukup menantang. Tetapi tenang saja! Rasa lelah itu akan terbayar ketika kamu tiba di lokasi. Kamu akan disuguhkan pemandangan hijaunya pepohonan dan birunya lautan. Tempat ini cocok untuk me-refresh pikiran yang penat karena tugas kuliah atau pekerjaan, karena pemandangan dari sini akan membuat kepenatanmu menguap.

  • Pulau Kelelawar

Kamu penyuka destinasi wisata yang unik dan lain dari yang lain? Jika ya, selagi berkunjung ke Parigi Moutong, mampirlah ke Pulau Kelelawar. Pulau Kelelawar terletak di Desa Tomoli yang berjarak 60 kilometer dari Kota Parigi. Pulau Kelelawar merupakan tempat berkembang biak ribuan kelelawar berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Jika kamu berkunjung pada sore hari, kamu akan bisa menyaksikan suasana magis senja di sini. Namun pastikan kamu dapat kembali ke penginapan, ya!

Budaya Masyarakat Parigi Moutong

Ada beberapa budaya masyarakat Parigi Moutong yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat hingga sekarang, misalnya tarian dan ritual keagamaan. Berikut ini merupakan budaya dan tradisi masyarakat kota Mutiara Khatulistiwa yang masih lestari hingga kini:

  • Mitologi Yele Fulang

Yele Fulang merupakan tari kreasi yang lahir dari mitologi di Desa Tinombo. Tinombo merupakan sebuah desa yang berada di Parigi Moutong. Mitologi tersebut mengisahkan tentang seorang putri raja bernama Yele Fulang yang sejak remaja sudah berpisah dari orangtuanya dan mendirikan kerajaan kecil sendiri di sekitar Sungai Palasa.

  • Syukuran Panen Suku Lauje

Suku Lauje adalah suku asal Sulawesi Tengah yang terseba di beberapa kota seperti Doggala, Tolitoli, Poso, Banggai, dan Parigi Moutong. Syukuran panen ini dilakukan dengan melarung sesajen ke laut. Ritual syukuran ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan oleh para petani.

Baca Juga:  Ikuti Sholat Minta Hujan, Gubernur Sulteng Harapkan ini

Makanan Khas Parigi Moutong

Berkunjung ke Parigi Moutong akan kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi sajian khas kota ini. Berikut adalah makanan khas Parigi Moutong yang tidak boleh kamu lewatkan.

  • Lalampa toboli

Makanan ini pertama dibuat oleh Cik Sungi pada tahun 1963. Makanan ini mirip dengan lemper namun dibuat lebih panjang dan langsing. Bahan utamanya adalah beras ketan putih yang diisi ikan cakalang bakar yang digiling halus lalu ditumis dengan bumbu-bumbu tertentu, dibungkus daun pisang dan ujungnya ditusuk lidi. Selanjutnya dibakar dengan arang batok kelapa. Cukup mengeluarkan uang Rp 5.000,00 mendapatkan tiga buah lalampa.

  • Binte kaili

Binte kaili berbahan dasar biji jagung muda yang sekilas terlihat seperti sup. Kuliner ini mengandung suwiran ikan laut yang menambah lezatnya kuah binte. Cocok disantap dalam keadaan panas.

  • Kapurung

Makanan ini berbahan dasar sagu. Teksturnya mirip papeda, dimakan dengan kuah dan suwiran daging ikan. Kapurung disajikan dalam bentu potongan-potongan kecil mirip bola-bola sagu yang terasa lembut.

Kondisi Geografis

Kota Parigi Moutong berbatasan dengan beberapa daerah. Di sisi utara berbatasan dengan Kabupaten Buol, Kabupaten Tolitoli dan Provinsi Gorontalo. Di sisi selatan berbatasan dengan Kabupaten Poso dan Sigi. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Donggala dan Kota Palu, dan timur dengan Teluk Tomini. Kota Parigi Moutong terletak di hamparan pegunungan dan perbukitan yang membentang sepanjang pantai utara hingga selatan.

Dari Kota Palu, kamu perlu menempuh jarah sekitar 65 kilometer atau sekitar 2 jam perjalanan untuk menjangkau kota ini. Parigi Moutong adalah daerah yang memiliki eksotisme panorama alam bawah laut yang elok.

Tugu Khatulistiwa, Sebagai Ikon Parigi Moutong

Parigi Moutong memiliki ikon berupa sebuah tugu yang bernama Tugu Khatulistiwa. Tugu ini terletak di puncak bukit di tepi jalan poros Trans Sulawesi sebelah utara, yang merupakan akses utama transportasi menuju Gorontalo dan Sulawesi Utara. Nama khatulistiwa diambil dari nama sebuah desa di kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Diberi nama demikian karena desa tersebut dilewati oleh garis khatulistiwa.

Ada hal menarik jika kamu berkunjung ke Tugu Khatulistiwa, yaitu kamu dapat menyaksikan fenomena equinox pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Equinox adalah fenomena alam ketika matahari melintasi garis khatulistiwa. Equinox terjadi hanya dua kali dalam satu tahun, di tanggal yang telah disebutkan sebelumnya.

Obyek Wisata Alam

Kota Parigi Moutong sebagai sebuah kota yang letaknya strategis, memiliki banyak destinasi wisata yang menarik, antara lain pantai dan bukit yang menawarkan pemandangan indah nan menawan. Berikut ulasan singkatnya!

  • Pantai Kucing

Ditawarkan keindahan alam berupa hamparan pasir putih, vegetasi laut, dan terumbu karang yang terpelihara dengan baik. Kamu bisa menikmati keindahan laut dari anjungan yang juga bisa menjadi spot foto. Terdapat resot yang memiliki dive center dan merupakan satu-satunya di Parigi Moutong. Terletak di Desa Tandaigi, Kabupaten Parigi Moutong.

  • Puncak Santigi
Baca Juga:  Dukungan Lintas Sektor Layanan KB dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Parigi Moutong

Jika kamu menyukai kegiatan hiking maka Puncak Santigi adalah destinasi yang tepat untuk menyalurkan energimu. Karena untuk mencapai Puncak Santigi, kamu perlu melakukan perjalanan yang cukup melelahkan karena harus melalui tanjakan yang cukup menantang. Tetapi tenang saja! Rasa lelah itu akan terbayar ketika kamu tiba di lokasi. Kamu akan disuguhkan pemandangan hijaunya pepohonan dan birunya lautan. Tempat ini cocok untuk me-refresh pikiran yang penat karena tugas kuliah atau pekerjaan, karena pemandangan dari sini akan membuat kepenatanmu menguap.

  • Pulau Kelelawar

Kamu penyuka destinasi wisata yang unik dan lain dari yang lain? Jika ya, selagi berkunjung ke Parigi Moutong, mampirlah ke Pulau Kelelawar. Pulau Kelelawar terletak di Desa Tomoli yang berjarak 60 kilometer dari Kota Parigi. Pulau Kelelawar merupakan tempat berkembang biak ribuan kelelawar berwarna kuning, cokelat, dan hitam. Jika kamu berkunjung pada sore hari, kamu akan bisa menyaksikan suasana magis senja di sini. Namun pastikan kamu dapat kembali ke penginapan, ya!

Budaya Masyarakat Parigi Moutong

Ada beberapa budaya masyarakat Parigi Moutong yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat hingga sekarang, misalnya tarian dan ritual keagamaan. Berikut ini merupakan budaya dan tradisi masyarakat kota Mutiara Khatulistiwa yang masih lestari hingga kini:

  • Mitologi Yele Fulang

Yele Fulang merupakan tari kreasi yang lahir dari mitologi di Desa Tinombo. Tinombo merupakan sebuah desa yang berada di Parigi Moutong. Mitologi tersebut mengisahkan tentang seorang putri raja bernama Yele Fulang yang sejak remaja sudah berpisah dari orangtuanya dan mendirikan kerajaan kecil sendiri di sekitar Sungai Palasa.

  • Syukuran Panen Suku Lauje

Suku Lauje adalah suku asal Sulawesi Tengah yang terseba di beberapa kota seperti Doggala, Tolitoli, Poso, Banggai, dan Parigi Moutong. Syukuran panen ini dilakukan dengan melarung sesajen ke laut. Ritual syukuran ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang didapatkan oleh para petani.

Makanan Khas Parigi Moutong

Berkunjung ke Parigi Moutong akan kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi sajian khas kota ini. Berikut adalah makanan khas Parigi Moutong yang tidak boleh kamu lewatkan.

  • Lalampa toboli

Makanan ini pertama dibuat oleh Cik Sungi pada tahun 1963. Makanan ini mirip dengan lemper namun dibuat lebih panjang dan langsing. Bahan utamanya adalah beras ketan putih yang diisi ikan cakalang bakar yang digiling halus lalu ditumis dengan bumbu-bumbu tertentu, dibungkus daun pisang dan ujungnya ditusuk lidi. Selanjutnya dibakar dengan arang batok kelapa. Cukup mengeluarkan uang Rp 5.000,00 mendapatkan tiga buah lalampa.

  • Binte kaili

Binte kaili berbahan dasar biji jagung muda yang sekilas terlihat seperti sup. Kuliner ini mengandung suwiran ikan laut yang menambah lezatnya kuah binte. Cocok disantap dalam keadaan panas.

  • Kapurung

Makanan ini berbahan dasar sagu. Teksturnya mirip papeda, dimakan dengan kuah dan suwiran daging ikan. Kapurung disajikan dalam bentu potongan-potongan kecil mirip bola-bola sagu yang terasa lembut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *