DaerahParigi MoutongWisata

Sejarah Batu Raja Tomini, Situs Kerajaan Warga Parigi Moutong

×

Sejarah Batu Raja Tomini, Situs Kerajaan Warga Parigi Moutong

Sebarkan artikel ini
Situs itu berupa batu yang bagiannya tertanam di dalam tanah dan bagian lainnya berada di permukaan. ASET : Istimewa

TERDAPAT situs peninggalan kerajaan yang disakralkan warga di Desa Tomini, Kecamatan Tomini,Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.

Situs itu berupa batu yang bagiannya tertanam di dalam tanah dan bagian lainnya berada di permukaan. Batu itu terletak di lapangan Desa Tomini.

Meski hanya batu, namun batu itu disakralkan warga setempat. Warga setempat menyebutkanya Batu Raja Tomini.

Ketua Majelis Adat Tomini Aminudin Latjindung menceritakan, sebelumnya Tomini didiami Suku Tomini dengan beberapa dialek.

Bahasa Tomini dialek Tomini, bahasa Tomini dialek Tajio, bahasa Tomini dialek Lauje dan bahasa Tomini dialek Dondo.

Baturaja dan Desa Tomini tidak bisa dipisahkan.

Konon asal mula adanya Raja atau Olongian di daerah Tomini bermula dari perkawinan putri Bulane Mbu’a dengan seorang saudagar Mandar keturunan bangsawan yang datang pertengahan abad ke-18.

Baca Juga:  Dorong Media Massa Dalam Pengembangan UMKM, DiskopUKM Gelar Lomba Karya Jurnalis

Raja pertama yang memerintah di Teluk Tomini pada saat itu (sebelum zaman penjajahan Belanda) adalah Pondatu yakni cucu dari Bulane Mbu’a.

Setelah Pondatu wafat, ia digantikan oleh keponakannya bernama Tombolotutu putra dari Makasau.

Raja Tombolotutu merupakan seseorang yang gigih menentang pasukan Belanda di daerah daratan Teluk Tomini.

Ia wafat pada 1904 dan menjadi pintu masuk pemerintah Hindia Belanda menguasai daratan Teluk Tomini dengan cara membentuk kerajaan bernama Kerajaan Moutong.

Kerajaan Moutong menguasai Desa Tada sampai Moutong dan pusat kerajaannya di Tinombo.

Kerajaan Moutong hasil dari pembentukan Belanda itu dipimpin Raja Daeng Malino dan setelah ia wafat, berpindah ke Borman sebagai Raja pada tahun 1917 yang memerintah sampai tahun 1924.

Setelah kurang lebih 7 tahun, Raja Borman digantikan Wakil Raja bernama HS Lahiya sampai tahun 1929,

Baca Juga:  Bupati Poso Minta Pejabat Pemkab Jadi Teladan dan Adil Dalam Memimpin

Berdasarkan keinginan seluruh rakyat pada saat itu, maka ditetapkan proses pelantikan Raja Moutong dengan nama Kuti Tombolotutu difokuskan ke Desa Tomini.

Hal itu karena Desa Tomini adalah desa tertua dan dipercaya sebagai tempat lahirnya putra dan putri keturunan bangsawan yang memerintahKerajaan Moutong pada zaman Hindia Belanda.

Tepat pada hari Senin, 10 Juni 1929, dilaksanakanlah pelantikan Raja Kuti Tombolotutu di Desa Tomini yang dihadiri raja-raja dari seluruh Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Proses pelantikan itu juga, dihadiri Residen Manado, Asisten Residen Donggala, Kontouliur Parigi, rakyat dari seluruh wilayah kerajaan Moutong, rakyat dari Parigi dan Gorontalo.

Proses pelantikan Raja Kuti Tombolotutu dilaksanakan di alun-alun Desa Tomini.

Kala itu, Raja Kuti Tombolotutu dilantik dan disumpah sembari duduk di atas batu bersama permaisurinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *