MENGENAL asal usul Toraja ini merupakan daerah yang terkenal dengan kepercayaan serta budaya unik di Sulawesi Selatan.
Populasi Suku Toraja mencapai 1 juta jiwa yang tersebar antara Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Beberapa lainnya tersebut di seluruh Indonesia.
Nenek moyang suku Toraja berasal dari Teluk Tonkin yang tersebar antara Cina Selatan dan Vietnam. Kemudian, mereka mendiami pesisir pantai Sulawesi Selatan sebelum akhirnya pindah dataran tinggi.
Nama Suku Toraja berasal dari orang Bugis yang menyebut “To Riajang” yang artinya “orang yang berdiam di pegunungan”. Sedangkan pada zaman Belanda, orang Luwu menyebut Suku Toraja dengan “To Riaja” atau “orang yang berada di sebelah barat”.
Beberapa orang mengatakan Toraja berasal dari kata “Toraya” yang artinya adalah “Bangsawan”. Nenek moyang Suku Toraja percaya bahwa asal usul Toraja berawal dari nirwana.
Belanda datang ke Sulawesi sejak abad-17. Sulitnya akses dan minimnya sumber daya alam menyebabkan Belanda tidak tertarik mendatangi daerah Suku Toraja. Mereka baru menyentuh tempat tinggal Suku Toraja pada abad ke-19 untuk menyebarkan agama Kristen.
Masyarakat Suku Toraja mayoritas beragama animisme sebelum abad ke-20 an. Belanda awalnya mengalami banyak penolakan dari Suku Toraja. Mereka sangat tertutup dan tetap mempertahankan kepercayaan dan budaya mereka.
Sampai tahun 1950 hanya 10% saja Suku Toraja yang memeluk agama Kristen. Suku Toraja baru benar-benar membuka diri mereka sekitar tahun 1970-an. Masuk ke tahun 1990-an masyarakat Toraja banyak mengalami perkembangan.
Setelah semakin terbuka dengan dua luar, Toraja menjadi destinasi wisata Indonesia. Masyarakat Toraja yang awalnya memiliki kepercayaan tradisional dan bekerja dibidang agraris, kini mengandalkan pariwisata Toraja.
Meski sudah mengalami perkembangan, masyarakat Toraja masih memegang teguh kebudayaan mereka. Salah satu budaya masyarakat Toraja adalah Tinggo Tedong sebuah rangkaian pemakaman masyarakat Toraja.