UNTUK mengatasi jumlah anak Putus Sekolah di Kabupaten Parigi Moutong, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) diminta agar fokus melaksanakan pendataan anak putus sekolah secara rutin, dengan data yang akurat.
Hal itu dikatakan oleh Wakil Bupati (Wabup) Parigi Moutong saat membuka Seminar Hasil Verifikasi Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) yang digelar di Auditorium kantor bupati, Senin 27 Maret 2023.
Selaku ketua penanggulangan kemiskinan di Parigi Moutong, Badrun menjelaskan pentingnya kelanjutan pendidikan anak yang bertujuan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem di kabupaten.
Ia juga menyatakan, hal itu bukan hanya menjadi tanggung jawab Disdikbud Parigi Moutong, tetapi juga pemerintah tingkat desa dan kelurahan.
Ia meyakini dengan pelaksanaan pekerjaan yang fokus dalam pendataan tersebut nantinya dapat menjadi tolak ukur pemda dalam mengambil kebijakan sebagai upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
“Saya yakin dapat menjadi dasar dan tolak ukur untuk peningkatan Indeks Pembangunan Manusia di Parimo,” ujar Badrun Nggai.
Untuk menjawab tantangan dari permasalahan tersebut, ia meminta pemerintah desa dan kelurahan mampu membantu pemerintah daerah soal verifikasi data P3KE khususnya di bidang pendidikan anak.
“Sesuai instruksi presiden dalam mengatasi kemiskinan disetiap daerah sampai di tahun 2024, pemerintah kabupaten diminta untuk mampu menuntaskan angka kemiskinan di angka nol (Zero) persen,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan penelitian dan pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Parigi Moutong, Krisdariadi Ponco Nugroho mengatakan, sesuai verifikasi data yang bersumber dari Satuan Tugas Pengelolaan Data P3KE (Satgas P3KE) sebagai berikut:
1. Jumlah data yang diverifikasi sebanyak 177.081 jiwa.
2. Data anak usia dibawah 7 tahun sebanyak 22.161 jiwa.
3. Data anak usia 7 sampai 21 tahun yang putus sekolah sebanyak 7.984 jiwa.
4. Data usia 22-59 tahun sebanyak 98.970 jiwa.
5. Data usia 60 tahun ke atas sebanyak 18.304 jiwa.
6. Data yang meninggal dunia sebanyak 1.780 jiwa.
7. Data yang pindah domisili sebanyak 2.326 jiwa.
8. Data anak yang masih bersekolah sebanyak 25.556 jiwa.
Ponco menjelaskan, dari data yang diperoleh tim Satgas P3KE terdapat 7.984 anak yang putus sekolah. Ia pun menyarankan agar Disdikbud Parigi Moutong dapat mengelompokkan berdasarkan usia strata pendidikan serta menjustifikasi di lapangan untuk mendapatkan data yang akurat.
Selain itu Disdikbud perlu mengamati apa saja yang menjadi kendala serta permasalahan yang dialami oleh masing-masing anak sehingga nantinya dapat dilaporkan ke pemerintah kabupaten untuk segera dilakukan intervensi secara cepat dan tepat sasaran.
“Dari data tersebut diharapkan dinas pendidikan melakukan pendalaman kembali apa yang menjadi penyebab jumlah data anak putus sekolah tersebut sampai tidak mendapatkan akses pendidikan. Ini harus diketahui penyebabnya,” tandasnya.
“Kewajiban pemda tidak hanya mengatasi jumlah anak yang putus sekolah, akan tetapi jumlah data yang melanjutkan pendidikan dari SD, SMP, SMA juga harus terpantau dan diikuti jejak pendidikanya, dan kenapa mereka tidak melanjutkan untuk mendapatkan hak pendidikanya,” tutupnya.