PRESIDEN Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan tantangan negara Indonesia ke depan tidak mudah, bahkan semakin sulit. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri Pembukaan Kongres Nasional Mahasabha XIII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) yang digelar di Auditorium Universitas Tadulako (Untad) Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu 30 Agustus 2023.
Pembukaan Mahasabha XIII yang mengusung tema ‘Transformasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Maju’ itu juga dihadiri Panglima TNI, Kapolri, Menteri Agama dan sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju, dan ratusan mahasiswa dan Pimpinan Daerah KMHDI dari seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi membeberkan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini tidak mudah, bahkan ke depannya juga akan semakin sulit. Hal itu kata dia, sudah dimulai sejak 3 tahun yang lalu saat dimana hampir semua negara mengalami pandemi, meskipun banyak negara termasuk Indonesia mampu melaluinya.
“Tapi, tantangan setelah pandemi bukan sesuatu yang mudah dan banyak negara-negara di dunia saat ini setelah menghadapi pandemi, ekonominya langsung jatuh,” ucap Jokowi.
Ia menjelaskan, saat ini rivalitas dan geopolitik juga semakin meningkat dan memanas, seperti perang yang sata ini terjadi antara Rusia dan Ukraina. Yang tidak kalah menakutkan kata dia adalah perubahan iklim yang sekarang mulai dirasakan hampir semua negara.
“Yang biasanya dingin menjadi panas, yang biasanya panas menjadi lebih panas, gelombang panas, super El Nino, sebuah hal yang harus kita sikapi dengan bijak,” ujarnya.
Presiden menerangkan, semua negara sekarang ini berbondong-bondong melakukan transformasi menuju pada green economy atau ekonomi hijau. Hal itu dikarenakan semua negara ingin mengurangi dampak dari perubahan iklim. Kata dia, semua itu merupakan tantangan, tapi sekaligus peluang.
“Dan negara kita ini memiliki kekuatan yang besar, memiliki potensi yang besar untuk ini,” ternagnya.
Indonesia kata Jokowi memiliki potensi yang berkaitan dengan green energy. Dengan memiliki 434 ribu energi hijau, baik itu yang namanya geotermal 24 ribu megawatt, hydropower (sungai), karena memiliki 4.400 sungai, potensinya 95 ribu megawatt, solar panel (matahari) lebih besar lagi, memiliki potensi 169 ribu megawatt, serta angin terkandung memiliki 68 ribu megawatt.
Potensi tersebut kata dia, jika digunakan dengan benar akan menjadi sebuah kekuatan Indonesia, karena negara lain tidak memiliki potensi energi sebesar itu. Oleh sebab itu, menjadi kewajiban bersama untuk selalu terus konsisten terhadap visi negara, utamanya visi taktis strategi besar dalam bersaing dengan negara-negara lain.
“Hilirisasi yang sering saya sampaikan di mana-mana, itu kalau konsisten kita lakukan akan melompatkan negara ini menjadi negara maju,” pungkasnya.