KesehatanKulinerNasional

Sorgum sebagai Solusi Penurunan Stunting dan Makanan Alternatif di Indonesia

×

Sorgum sebagai Solusi Penurunan Stunting dan Makanan Alternatif di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi Foto Sorgum. ASET : Istimewa

BADAN Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mengidentifikasi sorgum sebagai bahan pangan alternatif yang dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia.

Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan BPOM, Rita Endang, menjelaskan bahwa sorgum mengandung zat besi, kalsium, dan protein yang tinggi, menjadikannya pilihan yang cocok untuk memerangi masalah stunting.

“Kandungan gizi yang tinggi dalam sorgum dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia,” kata Rita pada, Kamis 2 November 2023. 

Selain itu, sorgum juga merupakan alternatif pengganti nasi yang cocok bagi pasien diabetes karena memiliki kadar gula dan karbohidrat yang rendah. Selain itu, sorgum juga bebas gluten sehingga aman dikonsumsi oleh individu dengan autisme.

Baca Juga:  Jemaah Haji Indonesia Mulai Dipulangkan ke Tanah Air Hari Ini

Rita melanjutkan bahwa sorgum memiliki nilai gizi yang baik dan dapat tumbuh di daerah dengan ketersediaan air yang terbatas. Hal ini membuatnya menjadi alternatif yang menarik untuk bahan pangan pokok selain beras.

BPOM telah melakukan berbagai diskusi terkait pengembangan sorgum di Indonesia sejak April 2023. Selain itu, BPOM juga aktif dalam mengawal pengembangan industri pangan yang menggunakan sorgum sebagai bahan dasar.

“Sorgum memiliki kandungan serat pangan dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis serealia lainnya seperti beras, singkong, dan gandum,” ujarnya. Kandungan zat besi dalam sorgum adalah 5,4 mg per 100 g, lebih tinggi dibandingkan dengan beras pecah kulit (1,8 mg per 100 g) dan gandum (3,5 mg per 100 g).

Baca Juga:  Cara Membuat Es Duren yang Kental & Nagih

Selain itu, sorgum juga kaya akan protein, dengan kandungan sekitar 10-11 persen. Ini lebih tinggi daripada protein dalam beras giling (6-7 persen) dan hampir setara dengan gandum (12 persen).

BPOM mendorong para pelaku usaha makanan olahan untuk mengembangkan berbagai bentuk produk makanan dari sorgum, seperti mi instan, kue, dan mi sup. 

Hal ini bertujuan untuk menciptakan minat masyarakat terhadap produk makanan berbasis sorgum yang memiliki kandungan gizi yang baik. 

“Dengan kandungannya yang baik, tinggi protein, dan karbohidrat yang lebih rendah daripada beras, sorgum memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan pangan alternatif,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *