Untuk bahan baku, ia membeli pisang pada pedagang di pasar, begitu juga dengan kacang, semua dibeli dalam bentuk jadi. Kemudian, nenek Rudiah dan nenek Yakia kembali mengemas Pisang dan Kacang sesuai porsi untuk dijual kembali.
Dua pedagang cemilan legendaris itu mengaku, pendapatan setiap malamnya bervariasi, bergantung pada situasi dan keadaan pelanggan yang datang. Namun demikian, hasil dari dagangan tersebut, mampu menutupi kebutuhan hidup sehari-hari.
Berbekal lentera yang terbuat dari kaleng bekas sebagai penerang dagangan, keduanya setiap malam dapat dijumpai berjualan di bekas tempat Telepon Umum Kota Parigi, tepatnya di samping Penginapan Margalau, Jalan Trans Sulawesi, Kelurahan Loji, Kecamatan Parigi.