Temuan dalam studi pertama sebenarnya menentang hipotesis, tetapi studi kedua dan ketiga menunjukkan beberapa hasil yang menarik.
Studi 1: menonton video yang menampilkan perselingkuhan
Studi pertama mengikuti mahasiswa sarjana dari Israel dalam hubungan berkomitmen yang telah berlangsung setidaknya selama empat bulan.
Beberapa siswa menonton video yang memperkirakan bahwa perselingkuhan terjadi pada 86 persen hubungan, sementara yang lain melihat video yang mengklaim bahwa itu hanya terjadi pada 11 persen hubungan.
Kemudian, peserta diminta untuk menulis tentang fantasi seksual tentang seseorang yang bukan pasangannya saat ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkiraan video tidak mempengaruhi tingkat keinginan seseorang terhadap pasangannya saat ini.
Studi 2: membaca pengakuan yang menggambarkan perselingkuhan
Studi kedua, di sisi lain, mengikuti mahasiswa sarjana dari Israel yang berada dalam hubungan heteroseksual berkomitmen yang berlangsung setidaknya 12 bulan.
Beberapa siswa akan membaca apa yang tampak seperti pengakuan dari seseorang yang menggambarkan bentuk perselingkuhan, sementara yang lain membaca tentang menyontek pada tugas sekolah.
Peserta kemudian melihat foto 16 individu dan harus memutuskan dengan cepat apakah mereka bisa menjadi pasangan romantis atau tidak.
Mereka yang membaca pengakuan tentang perselingkuhan lebih cenderung menjawab “ya” pada sebuah foto, yang berarti bahwa mereka lebih tertarik pada pasangan potensial daripada mereka yang membaca pengakuan soal menyontek.
Studi 3: menerima informasi tentang selingkuh dan menyontek
Dalam studi terakhir, mahasiswa sarjana dari Israel dalam hubungan heteroseksual berkomitmen yang berlangsung setidaknya empat bulan membaca hasil survei.
Isi survei mengindikasikan bahwa perselingkuhan hadir dalam 85 persen hubungan, sementara yang lain membaca prevalensi kecurangan akademik adalah 85 persen.