TAHUN 2022 yang lalu, provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami surplus beras 86.710 ton sehingga masuk peringkat 9 nasional. Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Sulteng Ma’mun Amir pada panen padi bersama Menteri Pertanian, di Kabupaten Sigi, Minggu 19 Februari 2023.
“Secara nasional Sulteng mengalami surplus beras 86.710 ton sehingga masuk peringkat 9 nasional Tahun 2022,” ucapnya.
Wagub membeberkan selain surplus beras, untuk 2023 Pemprov Sulteng menargetkan surplus kedelai dari luasan 20 ribu hektare.
Selain itu, Ma’mun juga menyampaiakan perkembangan empat sektor komoditi perkebunan yakni kelapa, cengkeh, kopi dan kakao.
Kata dia, secara umum dari empat komoditi tersebut membutuhkan upaya peremajaan karena rata-rata merupakatan tanaman tua sehingga telah mengalami kerusakan.
Ia menjelaskan untuk komodti kelapa dari luasan 214 ribu hektare, yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 30 hingga 40 persen.
Sedangkan cengkeh yang masuk kategori tanaman tua atau rusak 30 sampai 50 persen dari luasan 76 ribu hektare. Untuk kopi robusta lanjut dia, dari 9.200 hektare yang masuk kategori tanaman tua atau rusak sebanyak 50 hingga 60 persen.
Ia menambahkan, sementara komoditi kakao dari luasan 278 ribu hektare, yang masuk kategori tanaman tua atau rusak dan penggunaan benih ilegal sebanyak 30 sampai dengan 50 persen.
“Untuk kakao dan kopi permasalahan yang mendasar belum tersedianya benih yang legal di Sulteng,” ujarnya.
Selain itu Wagub menerangkan masih banyak komoditi ekspor yang membutuhkan sentuhan pemerintah pusat diantaranya komoditi pala yang ada di Kabupaten Morowali.